Suferi
Suferi
  • Jan 15, 2021
  • 374

K.H R. Abdullah Bin Nuh Pejuang Kemerdekaan Juga Sebagai Jurnalis 

K.H R. Abdullah Bin Nuh Pejuang Kemerdekaan Juga Sebagai Jurnalis 
K.H R. Abdullah Bin Nuh Pejuang Kemerdekaan

KOTA BOGOR: K.H. R. Abdullah Bin Nuh adalah tokoh pejuang kemerdekaan di Bogor. Lahir di Cianjur tanggal 30 Juni 1905 dan wafat di Bogor tanggal 26 Oktober 1987. Selain sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, Abdullah bin Nuh merupakan ulama, Aktivis, sastrawan, Jurnalis, dan pendidik. Ia dikenal sebagai pendiri pesantren Al Ghazaly Bogor, Al Ihya, Majlis Al Husna, Majlis Nahjussalam dilingkungan Kota Bogor. Adapaun Yayasan Islamic Center Alghazaly Bogor yang saat ini dikelola oleh putra bunsu Mama ABN KH. Rd. Muhmmad Mustofa ABN yg akrab disapa Abah Toto Tokoh Ulama Kota Bogor.

Pengurus Santri Al Ghazaly Ustad Turmudi Hudri mengatakan beliau pada hari kemerdekaan juga sebagai jurnalis di Yogyakarta yang memberitakan Kemerdekaan Republik Indonesia melaui Radio Republik Indonesia ( RRI ) ke Negara Timur Tengah khsusnya Negara Mesir.

" Maka dari itu Negara Timur Tengah Mengetahui Indonesia telah merdeka melalui siaran beliau". Ujar Turmudi kepada Indonesiasatu.co.id pada Kamis ( 14/01).

Sebanyak 80 Qitab karya KH. Abdullah Bin Nuh tentang Aqidah, Ekonomi, Sejarah, Filsafat, Sastra Arab dll. berbahasa arab, inggris, Indonesia, Sunda yang saat ini di abadikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Ghazaly untuk di cetak dan sebar luaskan kepada umat muslim khsusnya di Indonesia.

Salah satu contoh Karya Kitab Berjudul Ana Muslim Sunni Syafei Karya KH. Raden Abdullah bin Nuh yang menuliskan bagai mana menjadi seorang muslim yang taat kepada perintah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dan memahami keberagaman adalah sunnatullah yang merupakah bentuk rahmat.

Bahkan beliau pernah Membacakan karya sastranya di depan Raja Abdullah Aziz Saudi Arabia sambungnya. Menurut Mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara ( BIN ) Said Ali beliau disebut sebut seorang Abul Muslimin (bapak orang islam) karena semua  kalangan dari manapun merasa dekat dengan mama ABN, disamping itu beliau dicintai oleh para keturunan Nabi Muhammad karena pernah menuliskan kitab Ahlul Bait, kitab bagaimana mengagungkan keturunan Kangjeng Nabi Muhammad SAW. Jelasnya.

Sejak kecil mendapat pendidikan agama Islam yang sangat ketat dari ayahnya, yakni K.H.R. Muhammad Nuh bin Muhammad Idris. Juga seorang ulama besar, pendiri Sekolah Ai’ianah Cianjur. ABN kecil usia 8 Tahun sudah belajar kitab Ihya 'ulumuddin. Dalam pengawasan ketat ayahnya ini, Abdullah kecil belajar agama dan bahasa Arab setiap hari. Sehingga dalam waktu relatif muda tersebut, ia sudah mampu berbicara bahasa Arab. Di samping itu mampu pula menalar kitab alfiah (kitab bahasa arab seribu bait bulak balik, serta swakarsa belajar bahasa Belanda dan Inggris tanpa melalui sekolah formal.

Berbekal ilmu yang telah dikuasainya itu, Abdullah bin Nuh muda mengajar di Hadralmaut School. Dengan bimbingan dan arahan Habib Hasyim bin Umar bin Thoha bin Yahya (Kakek Maulana Habib Luthfi) dan para guru-guru yg mulia yang sanad ruhani dan keilmuannya nyambung hingga ke Rosulullah SAW. 

Beliau pun menjadi redaktur majalah Hadralmaut, sebuah mingguan berbahasa Arab yang terbit di Surabaya, Jawa Timur sejak tahun 1922 hingga tahun 1926. Setelah itu ayahnya mengirim Abdullah untuk menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas AI-Azhar, Kairo, Mesir.

Setelah dua tahun lamanya Abdullah belajar di Al-Azhar, Kairo, Mesir, ia kembali ke tanah air dan aktif mengajar di Cianjur serta Bogor. Hal itu dilakukannya sejak tahun 1928 hingga tahun 1943. ( Feri )

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU